Sejalan dengan diterapkan sistem otonomi daerah yang kebijaksanaannya ada dalam tingkat Kabupaten masing-masing, maka setiap daerah harus mampu menciptakan dan menemukan komoditas yang layak untuk diusahakan dan memberi keuntungan yang besar baik untuk petani sendiri maupun pemasukan untuk uang daerahPada intinya pewilayahan komoditi pertanian membatasi upaya pengembangan suatu komoditi pertanian, pada wilayah yang memiliki kelayakan agro-ekologis, kelayakan agro-ekonomi, kelayakan agro-sosial, kelayakan agro-teknologi serta ekstabilitas wilayah yang memadai.
Manggis merupakan salah satu tanaman buah tropis yang banyak digemari oleh masyarakat umum. upaya yang dilakukan untuk pemberdayaan sektor pertanian yang mandiri, khususnya komoditas manggis melalui pemantapan peningkatan produksi dan pengembangan komoditas menjadi besar. Selain itu usaha tani manggis diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar baik pasar di dalam negeri maupun diluar negeri, disamping itu juga meningkatkan pendapatan petani manggis itu sendiri. Tujuan dari penelitiaan ini adalah Menganalisis biaya, penerimaan, kelayakan dan sensitivitas komoditas manggis.
Alat analisis yang digunakan dalam peneletian ini adalah analisa biaya dan penerimaan, analisa evaluasi proyek(NPV, IRR, Net B/C), Sensitivitas. Analisis NPV, IRR, dan Net B/C merupakan tiga alat analisis yang menunjukkan kelayakan usaha, analisis sensitivitas untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan dan perbaikaan usaha tani manggis di masa depan sebagai dampak dari perubahan-perubahan variable seperti biaya dan penerimaan.
Dari hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan usaha tani manggis selama 28 tahun seluas 1 ha diperoleh total penerimaan sebesar Rp 538.407.000, biaya total yang dikeluarkan, sebesar Rp 63.650.720, keuntungannya sebesar Rp 474.450.440. Dilihat dari hasil analisis evaluasi proyek, usaha tani manggis di kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang layak untuk diusahakan, ditunjukkan hasil perhitungan NPV = Rp 7.169.709, Net B/C =1,619 dan IRR =18,4% yang menunjukkan nilai lebih dari satu satuan yang merupakan kriteria penentuan keputusan. Dari hasil analisa sensitivitas atas biaya diperoleh 51,68% dan atas produksi 10% diperoleh nilai sensitivitas 34,07%, diantara dua variabel tersebut yang paling sensitif yaitu pada perubahan produksi, mengingat usaha tani manggis ini tidak mendapat pemeliharaan yang intensif, sehingga masa yang akan datang perlua adanya pemeliharaan yang intensif untuk meningkatkan produksi yang menyebabkan peningkatan penerimaan secara maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar