Dengan diberlakukannya Undang-Undang No 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, merupakan momentum terjadinya pergeseran paragdigma sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah yang semula bercorak sentralistik menjadi desentralistik.
Prinsip otonomi daerah yang luas nyata dan bertanggung jawab, sebagaimana dianut UU No 22 tahun 1999 merupakan kebijakan atau strategi untuk memberdayakan an memandirikan daerah, serta mendorong kemandirian Pemda.
Secara eksplisit otonomi daerah merupakan kewenangan hakiki yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan pemerintahan bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah, optimalisasi dan efisiensi dinas/badan/bagian/kantor serta uit-unit terkait lainnya melelui peningkatan prestasi kerja karyawan.
Salah satu tugas yang dilaksanakan oleh seorang pemimpin dalam memberikan dorongan atau motivasi pada bawahannya. Menurut Koontz & O’Donnel (1968:614) kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk mendorong bawahan atau pengikut untuk bekerja dengan penuh semangat dan keyakinan.
Pemberian motivasi dikatakan penting karena pemimpin itu tidak sama dengan karyawan. Seorang pemimpin perusahaan tidak dapat melakukan pekerjaan sendirian, keberhasilannya ditentukan oleh hasil kerja karyawan (bawahan). Untuk melaksanakan tugas sebagai seorang pemimpin ia harus membagi-bagi tugas an pekerjaan tersebut kepada seluruh bawahan yang ada dalam perusahaan.
Dalam penelitian ini, jenis yang digunakan yaitu tergolong penelitian penjelasan (eksplanatory) dengan menggunakan analisa regresi berganda, dimana penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan antar variable pemberian motivasi oleh pimpinan terhadap variable prestasi kerja karywan pada Kantor Diklat Kota Kediri.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut diatas menunjukkan bahwa pemberian motivasi pemimpin (variasi mengikutsertakan, komunikasi, pengakuan, delegasi dan perhatian timbal balik) baik secara parsial maupun secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable prestasi kerja karyawan.
Hasil penelitian ini ternyata mendukung teori yang dikembangkan oleh Davis yang menyatakan bahwa tanggung jawab pemimpin adalah untuk mendorong kelompok kearah pencapaian tujuan-tujuan yang bermanfaat dan hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Gareen & Mitchel dimana menyebutkan bahwa salah satu penyebeb kinerja karyawan itu jelek karena tidak adanya dorongan dan motivasi dari orang lain yang dalam hal ini adalah pemimpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar