Manasik haji setiap tahun hanya disampaikan selama 3 kali tatap muka oleh Departemen Agama menjelang keberangkatan dan dalam bentuk ceramah umum. Sudah barang tentu cara yang demikian tidak efektif karena materi hanya disampaikan satu arah tanpa ada dialog. Sehingga dengan demikian maka materi yang disampaikan tidak dapat mencapai tujuannya. Dengan demikian, ini sangat perlu adanya perubahan dalam metode manasik yang sudah sekian lama diterapkan pada calon jama’ah haji.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pelatihan bimbingan ibadah haji yang sesuai di Kabupaten ..., dengan tujuan khusus menganalisis permasalahan dan harapan calon jamaah haji dan jama’ah haji serta menggali keinginan calon jama’ah haji dan jama’ah haji tentang pelatihan bimbingan ibadah haji yang terkait dengan peserta, materi, metode, pelatih dan lama latihan yang sesuai.
Populasi penelitian adalah seluruh calon jamaah haji tahun 2003/2004 yang terdaftar di Departemen Agama Kabupaten ... dan jama’ah yang sudah melaksanakan ibadah haji yang sudah mendapatkan pelatihan bimbingan ibadah haji. Sedangkan sampel penelitian ini adalah 100 orang terdiri dari calon jama’ah 50 terbagi atas 25 orang KBIH dan 25 orang Non KBIH sedang 50 orang sisanya jama’ah yang sudah menunaikan ibadah haji terdiri atas atas 25 orang KBIH dan 25 orang Non KBIH yang sudah pernah mendapatkan pelatihan bimbingan ibadah haji.
Variabel penelitian adalah man (X1) yaitu pelatih dan peserta pelatihan, material (X2) yaitu materi pelatihan, method yaitu metode dan lama latihan (X3). Informan dipilih dengan memakai teknik purposive sampling dan snow-ball sampling. Instrumen penelitian Kuesioner. Lokasi dan Waktu Penelitian di Kantor Departemen Agama Kabupaten ..., yang berlokasi di Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 39, .... Prosedur pengambilan data menggunakan kuisioner dan observasi dan wawancara terhadap pihak KBIH dan NON KBIH. Data yang ada diuji dengan menggunakan uji Friedman test, apabila terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan uji multipel comparation. Tingkat kemaknaan yang digunakan pada pengujian ini adalah 0.05 ( p < 0,05). Serta untuk menguji model dilakukan uji t test 2 sampel berpasangan pada 30 orang sampel.
Tanggapan responden terhadap item peserta menyatakan tidak setuju untuk dilakukan tes tulis terlebih dahulu sebelum diadakan pelatihan sebanyak 44 orang (44 %) dan satu orang yang menyatakan sangat tidak setuju, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 8 orang (8 %), sedangkan yang menyatakan setuju dan sangat setuju untuk diadakan tes tulis terlebih dahulu sebanyak 36 orang (36 %) dan 11 orang.
Pengembangan model materi pelatihan yang diinginkan responden adalah yang berisi lebih banyak materi penerapan, materi yang berisi Bahasa Arab percakapan. Pengembangan model metode pelatihan yang diinginkan responden adalah metode tanya jawab, ceramah dan diskusi. Pengembangan model pelatih yang diinginkan responden adalah bersahabat, mempunyai materi dan metode yang sesuai, mempunyai latar belakang pendidikan dan tugas yang relevan, serta mempunyai selera humor tinggi. Pengembangan model media pelatihan yang diinginkan responden adalah menggunakan OHP, demonstrasi dan media televisi. Lama pelatihan yang dikehendaki responden adalah 4 minggu dengan banyaknya pertemuan enam kali, dan setiap pertemuannya dilakukan selama 3 jam. Sedangkan hasil uji t menunjukkan ada perbedaan pengetahuan, sikap dan praktek responden sebelum dan setelah pelatihan dengan tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,05).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar