Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia, khususnya Jawa Timur mengundang banyak pertanyaan apakah penyediaan bahan pangan (gabah) oleh pemerintah mampu memenuhi kebutuhan penduduknya, padahal bersamaan dengan itu pula penyempitan lahan subur akibat perluasan wilayah industri dan perkotaan menjadi penghambat pemenuhan produksi pangan.
Produksi pangan seperti padi, jagung, kedelai dan tanaman bahan pangan yang lain sangat dipengaruhi oleh faktor iklim dan musim. Pada saat panen raya, jumlah produksinya tinggi dan melebihi jumlah permintaan, sehingga menyebabkan harga jual ditingkat produsen menjadi sangat rendah. Sebaliknya, pada musim paceklik ketersediaan pangan ditingkat produsen sangat rendah, sehingga harga hasil produksi menjadi tinggi. Fluktuasi harga seperti itu dapat mempengaruhi pendapatan petani sebagai produsen bahan pangan. Petani tidak mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi pada saat panen sehingga peristiwa seperti itu dapat menurunkan kesejahteraannya.
Untuk mengetahui Dampak Program Pembelian Gabah Pada Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan di Kabupaten ... maka dilakukan kajian yang secara khusus bertujuan untuk: Menganalisa program pembelian gabah ditinjau dari indikator (1) masukan (in-put) yang meliputan ketepatan lembaga pembeli gabah, jumlah dana, kesesuaian jumlah dana dengan kebutuhan masing-masing lembaga pembeli gabah, ketepatan waktu pencairan dana dengan waktu over suply gabah, ketepatan jumlah dana yang diterima lembaga pembeli gabah, dan ketepatan penggunaan dana oleh lembaga pembeli gabah, indikator (2) proses yang meliputi proses seleksi lembaga pembeli gabah, mekanisme penggunaan dana, mekanisme pengembalian dana, mekanisme pembelian gabah oleh lembaga pembeli gabah, serta mekanisme monitoring dan evaluasi, (3) output yang meliputi volume pembelian di tingkat lembaga, di tingkat kabupaten, dan tingkat pengembalian lunas tepat waktu. Indikator (4) outcome yang meliputi harga yang diterima petani di daerah sasaran dan perkembangan usaha lembaga pembeli gabah, indikator (5) benefit yaitu fluktuasi harga pangan dan perkembangan agribisnis pangan serta dari indikator (6) dampak yaitu peningkatan pendapatan petani.
Penelitian analisis kinerja pemebelian gabah ini adalah semua lembaga pembeli gabah yang ditunjuk mengadakan pembalian gabah untuk tahun anggaran 2001-2004. Lembaga pembeli gabah yang dimaksud adalah Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi non KUD, Koperasi Tani, dan Rice Milling Unit (RMU). Populai penelitian evaluasi kinerja juga memasukkan petani yang bekerjasama dengan lembaga pembeli gabah yang ada di Kabupaten ....
Populasi penelitian ini adalah Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP) yang mendapat bantuan dari dana APBD atau APBN. Lembaga yang dimaksud adalah lembaga yang ditunjuk dan atau lembaga yang dalam usahanya adalah melakukan pengadaan atau pembelian gabah pada petani yang telah disebutkan diatas. Populasi yang akan diambil adalah lembaga yang telah mendapatkan bantuan dan ditunjuk sebagai pelaksana program pembelian gabah di Kabupaten .... Adapun lembaga yang ditunjuk antara lain adalah KUD Karangploso, KUD Pakis, KUD Pakisaji, Koptan Padita Tumpang dan Koptan Mitra Tani Tajinan.
Tahapan analisis data mulai pengolahan data yang meliputi : (1) Pengkodean. Tahapan ini untuk memudahkan proses komputasi dan analisis serta tabulasi data. (2) Tabulasi. Data diringkas dalam bentuk format tabel untuk memudahkan manajemen data, dan (3) Editing data. Pemeriksaan data untuk menelusuri terjadi atau tidaknya penyimpangan atau identifikasi adanya data outlier (data pencilan).
Analisis data dilakukan melaui tahapan : (a)Analisis diskriptif kuantitatif, seperti prosentase, tampilan diagram, rataan, standart deviasi, prosentase keberhasilan (input, proses dan dampak), dan lain-lain. Serta (b) Analisis diskriptif kualitatif, pemberian makna atas angka hasil anlisis kuntitatif, dan makna-makna data kualitatif atas hasil wawancara.
Berdasarkan analisis data, kajian ini dapat memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.Program pembelian gabah / bahan pangan lain yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten ... terbukti dapat meningkatkan penerimaan usahatani bagi petani yang bekerjasama dengan lembaga pembeli gabah yang mendapatkan dana pembelian gabah / bahan pangan lain.
2.Pelaksanaan program pembelian gabah / bahan pangan lain di Kabupaten ... dapat terlaksana dengan baik bila dilihat dari ketepatan pemilihan lembaga pembeli yang diberi dana walaupun dalam beberapa kasus ditemui lembaga pembeli yang kurang berkait erat dengan petani secara langsung. Program pembelian gabah ini telah mendorong, menghidupkan, dan memfasilitasi kegiatan ekonomi kelompok tani.
3.Lembaga pembeli gabah/bahan pangan lain melakukan kerjasama dengan petani atau kelompok tani tetapi ada juga lembaga pembeli gabah / bahan pangan lain yang membeli dari tengkulak.
4.Program pembelian gabah/bahan pangan lain menimbulkan dampak positif pada lembaga pembeli gabah seperti : (1) Peningkatan uang kas, (2) peningkatan pemilikan dan kualitas sarana transportasi, (3) perluasan lantai jemur, (4) perbaikan kualitas lantai jemur, (5) perbaikan kualitas RMU, (6) penambahan kapasitas gudang, (7) perbaikan kualitas gudang.
5.Selama proses, program pembelian gabah menimbulkan hal positif yang dapat diamati seperti berkurangnya proporsi petani yang menjual pada tengkulak dan bertambahnya petani yang menjual pada lembaga pembeli gabah yaitu KUD.
6.Dampak program pembelian gabah / bahan pangan lain adalah menambah dana segar bagi pembeli gabah sehingga mampu membeli gabah petani dengan volume yang lebih banyak.
7.Program ini menambah kekuatan lembaga pembeli gabah untuk membeli dengan tunai pada petani sehingga pada saat panen petani dapat memperoleh uang tunai.
8.Kekuatan menyerap ekses supply pada saat panen pada program ini masih belum memadai bila dibandingkan dengan volume ekses supply yang memang terjadi pada saat panen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar