Pembangunan pertanian di Kabupaten ... merupakan prioritas pembangunan daerah yang mempunyai keunggulan komparatif sebagai daerah agraris. Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan serta subsektor perkebunan. Perekonomian di Kabupaten ... didominasi oleh sektor pertanian, yang menyumbang PDRB sebesar 47,16%, sektor perdagangan/restoran sebesar 25,75% sedangkan sektor industri pengolahan hanya menyumbang sebesar 3,11% pada tahun 2003. Demikian juga dengan industri pengolahan emping melinjo yang mempunyai banyak peluang untuk diusahakan. Selain itu emping melinjo merupakan sektor industri kecil yang potensial, mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan berprospek cerah untuk diusahakan. Emping melinjo merupakan salah satu komoditas ekspor nonmigas. Jumlah ekspor emping melinjo berfluktuatif yang disebabkan karena usaha agroindustri tersebut masih bersifat industri kecil (skala rumah tangga).
Permasalahan penelitian ini adalah berapa besar nilai tambah yang diberikan agroindustri emping melinjo, berapa besar keuntungan dan efisiensi yang diberikan agroindustri emping melinjo serta bagaimana sistem dan saluran pemasaran pada agroindustri emping melinjo tersebut.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar nilai tambah yang diberikan agroindustri emping melinjo, untuk mengetahui keuntungan dan efisiensi yang diberikan agoroindustri emping melinjo serta untuk mengetahui sistem dan saluran pemasaran pada agroindustri emping melinjo tersebut. Sehingga hipotesis yang didapat yaitu : diduga bahwa agroindustri emping melinjo di daerah penelitian akan memberikan nilai tambah, keuntungan dan efisiennsi yang besar, diduga bahwa sistem dan saluran pemasaran di daerah penelitian belum efisien.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) di Desa Bakung dan Desa Besuki Kecamatan ... Kabupaten ... karena daerah ini merupakan salah satu sentra agroindustri pengolahan emping melinjo dan pengambilan sampel menggunakan metode sensus. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara dengan responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perpustakaan dan instansi terkait yaitu Kantor Kepala Desa Bakung dan Desa Besuki Kecamatan ... Kabupaten ... serta hasil-hasil penelitian terdahulu. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena sosial ekonomi yang melatarbelakangi fenomena-fenomena yang ada. Sedangkan analisis kuantitatif yang digunakan meliputi analisis penerimaan, analisis keuntungan, analisis nilai tambah dan imbalan tenaga kerja serta analisis efisiensi agroindustri emping melinjo.
Dari hasil penelitian didapat bahwa keuntungan yang didapat oleh agroindustri skala rumah tangga sebesar Rp. 19.690,54 dan skala kecil sebesar Rp. 47.449,55. Dari tabel analisis nilai tambah antara skala industri rumah tangga dan industri kecil mempunyai nilai yang berbeda yaitu sebesar 1362,48 untuk skala rumah tangga dan 1602,90 untuk skala kecil. Perbedaan nilai ini dikarenakan adanya perbedaan kemampuan memproduksi emping melinjo. Nilai R/C rasio yang didapat oleh industri skala rumah tangga sebesar 1,10 dan skala kecil sebesar 1,15. Dengan demikian maka industri emping melinjo skala kecil lebih efisien dan lebih menguntungkan untuk diusahakan dibanding skala rumah tangga. Saluran pemasaran yang ada di daerah penelitian ada 4 yaitu antara pengrajin langsung ke konsumen, kedua yaitu pengrajin - pengecer - konsumen, ketiga antara pengrajin - pedagang pengumpul lokal - pengecer - konsumen, dan yang terakhir yaitu antara pengrajin - pedagang pengumpul - pedagang besar - pengecer - konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar