Ubi jalar sangat penting dalam tatanan penganekaragaman pangan. Jika dilihat dari kegunaannya, maka ubi jalar memiliki peluang yang baik untuk dikembangkan. Peningkatan produksi ubi jalar di Indonesia pada umumnya dan ... pada khususnya dapat didorong melalui pengembangan agroindustri pengolahan hasil panen menjadi produk-produk yang unggul, menarik, dan awet sehingga laku di pasaran, baik dalam negeri maupun pasar luar negeri (ekspor).Peran pemerintah dalam hal ini sangat penting dalam mendorong masyarakat untuk mengembangkan ubi jalar melalui pameran dan penyuluhan yang memberikan gambaran bahwa ubi jalar dapat diangkat menjadi sumber bahan pangan alternatif. Pemerintah dapat juga memberikan kebijakan harga dasar yang layak untuk merangsang minat petani mengembangkan ubi jalar sebagai salah satu program diversifikasi pangan.
Saat ini usaha pengolahan ubi jalar di ... relatif sedikit dan umumnya masih diusahakan dalam skala yang relatif kecil dengan manajemen yang sederhana. Hal ini diakibatkan masyarakat kurang mengetahui potensi-potensi yang ada pada usaha pengolahan ubi jalar. Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu adanya suatu upaya untuk menggali potensi-potensi agroindustri atau usaha pengolahan ubi jalar agar usaha pengolahan ini dapat dikembangkan.
Berdasarkan uraian diatas diambil pokok bahasan yang sesuai dengan kenyataan yang ada, yaitu dengan melakukan penelitian mengenai potensi pengembangan usaha pengolahan ubi jalar di Kabupaten dan Kota ....
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui apa saja jenis usaha pengolahan ubi jalar yang ada di Kabupaten dan Kota .... (2) Mengetahui berapa volume produksi masing-masing usaha pengolahan ubi jalar di Kabupaten dan Kota .... (3) Mengetahui struktur biaya pada masing-masing usaha pengolahan ubi jalar di Kabupaten dan Kota .... (4) Mengetahui berapa keuntungan usaha pengolahan ubi jalar di Kabupaten dan Kota ....
Pemilihan obyek dan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa ubi jalar sebagai salah satu komoditas pertanian penghasil karbohidrat yang dapat dijadikan sebagai cadangan pangan yang bila produksi padi tidak mencukupi lagi. Sedangkan pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah ... merupakan salah satu sentra penghasil ubi jalar di Jawa Timur.
Metode penentuan responden dilakukan dengan purposive sampling yaitu memilih secara sengaja anggota populasi usaha pengolahan ubi jalar yang ada di Kabupaten dan Kota .... Metode pengumpulan data diperoleh dari data primer yang berupa observasi, wawancara dan kuisioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari pustaka-pustaka yang digunakan sebagai acuan dan terkait dengan penelitian ini.
Metode analisis yang dipakai pada penelitian ini antara lain : analisa biaya, analisa penerimaan, analisa keuntungan, analisa R/C ratio dan analisis BEP serta analisa deskriptif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa jenis usaha pengolahan ubi jalar yang ada di Kabupaten ... antara lain adalah usaha pengolahan ubi jalar menjadi saos yaitu UD Utama dan UD Barokah. Sedangkan usaha pengolahan ubi jalar yang ada di Kota ... antara lain adalah usaha pengolahan ubi jalar menjadi kripik yang diusahakan oleh Bp Suyono dan Bp Sunaji.
Volume produksi UD Utama mencapai 30.100 kg per bulan dan rata-rata per produksi dapat menghasilkan 2.150 kg saos. Biaya tetap rata-rata sebesar Rp 52.268,51 per produksi dan biaya variabelnya rata-rata per produksi sebesar Rp 1.490.827 sehingga total biaya rata-rata per produksi adalah sebesar Rp 1.766.733,51. Total penerimaan rata-rata sebesar Rp 1.935.000 per produksi sehingga rata-rata keuntungan per produksi sebesar Rp 1.935.000 - Rp 1.766.733,51 = Rp 168.266,49. Nilai rasio biaya dan penerimaan sebesar 1,075. BEPq sebesar 2000,448 kg/ bulan dan BEPr pada sebesar Rp 833,95/ bungkus.
Volume produksi UD. Barokah mencapai 79.900 kg per bulan dan rata-rata per produksi dapat menghasilkan 3.073,08 kg saos. Biaya tetap rata-rata sebesar Rp 43.167,81 per produksi, biaya variabel rata-rata per produksi Rp. 4.622.836 sehingga total biaya rata-rata per produksi sebesar Rp 2.443.486,66. Total penerimaan rata-rata sebesar Rp 2.765.769,23 per produksi sehingga rata-rata keuntungan per produksi sebesar Rp 2.765.769,23 - Rp 2.443.486,66 = Rp 322.282,57. Nilai rasio biaya dan penerimaan sebesar 1,13. BEPq sebesar 2.714,985 kg/ bulan dan BEPr sebesar Rp 795,1588/ bungkus.
Volume produksi agroindustri kripik Bapak Suyono mencapai 15.200 ons per bulan dan rata-rata per produksi dapat menghasilkan 950 ons kripik. Biaya tetap rata-rata sebesar Rp 17.900,98 per produksi, biaya variabel rata-rata per produksi Rp. 1.155.406 sehingga total biaya rata-rata per produksi sebesar Rp 1.173.307,23. Total penerimaan rata-rata sebesar Rp 1.425.000 per produksi sehingga rata-rata keuntungan per produksi sebesar Rp1.425.000 - 1.173.307,23 = Rp 251.692,77. Nilai rasio biaya dan penerimaan sebesar 1,22. BEPq sebesar 782,2048 0ns/ bulan dan BEPr sebesar Rp 1.257,646/ ons.
Volume produksi agroindustri kripik ubi jalar Bapak Sunaji mencapai 7.500 ons per bulan dan rata-rata per produksi dapat menghasilkan 593,75 ons kripik. Biaya tetap rata-rata sebesar Rp 16.699,73 per produksi, biaya variabel rata-rata per produksi Rp. 637.525 sehingga total biaya rata-rata per produksi sebesar Rp 654.224,73. Total penerimaan rata-rata sebesar Rp 771.875 per produksi sehingga rata-rata keuntungan per produksi sebesar Rp 771.875 - Rp 654.224,73 = Rp 117.650,27. Nilai rasio biaya dan penerimaan sebesar 1,18. BEPq sebesar 503,2498 0ns/ bulan dan BEPr sebesar Rp 1.111,263/ ons.
Dari analisa struktur biaya dan keuntungan masing-masing usaha pengolahan ubi jalar baik yang berada di Kabupaten maupun Kota ... menunjukkan bahwa usaha pengolahan tersebut mempunyai potensi yang selanjutnya dapat lebih dikembangkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar