Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi peristiwa dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Fokus penelitian ini adalah menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa pemilihan Presiden tahap pertama dan pemilihan Presiden tahap kedua dan tidak menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat pada Bursa Efek Jakarta. Ada tidaknya kandungan informasi dari peristiwa tersebut mencerminkan ada tidaknya reaksi pasar (investor). Reaksi pasar tersebut dapat diukur dengan return, abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan return, abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pemilihan Presiden tahap pertama dan pemilihan Presiden tahap kedua.
Sampel penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling, dan terdapat 45 saham perusahaan yang masuk dalam perhitungan indeks LQ-45 tahun 2004. Uji statistik yang digunakan adalah uji T-test (Paired two Samples for Mean). Periode pengamatan yang dilakukan terdiri dari 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pemilihan Presiden tahap pertama dan pemilihan Presiden tahap kedua.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada pemilihan Presiden tahap pertama, return saham yang diperoleh 5 hari sebelum dan sesudah pemilihan Presiden tahap pertama terdapat perbedaan. Abnormal return yang diperoleh dengan pengamatan 5 hari sebelum dan sesudah pemilihan Presiden tahap pertama tidak terdapat perbedaan. Aktivitas volume perdagangan saham 5 hari sebelum dan sesudah pemilihan Presiden tahap pertama terdapat perbedaan.
Pada pemilihan Presiden tahap kedua return, abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham yang diperoleh 5 sebelum dan sesudah pemilihan Presiden tahap kedua tidak terdapat perbedaan.
Secara kumulatif penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa pemilihan presiden tahap pertama dan kedua memberikan sinyal yang negatif, sehingga bagi emiten dan investor dalam mengambil keputusan perlu mengkaji lebih mendalam tentang peristiwa politik yang akan terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar