Ditengah kesibukan maupun aktifitas yang dilakukan oleh para pebisnis, bangsa Indonesia Dikejutkan lagi dengan aksi peledakan bom yang untuk ketiga kalinya dan kali ini berpusat Ibukota Jakarta. Kamis Pagi 9 September 2004.
Dimana peledakan bom itu terjadi didepan Kedubes Australia yang terletak dikawasan Kuningan-Jakarta, Salah satu Jantung Ibu Kota Jakarta. Daerah ini juga dikenal juga sebagai salah satu titik areal segitiga Kuningan, Sudirman dan Tamrin. Adapun sebagian besar kantor dan pusat pebisnis berada dikawasan ini.
Dengan kejadian ini memicu sentimen negatif mikro ekonomi, seperti rupiah dan indek harga saham gabungan (IHSG). Seperti halnya yang telah terjadi indek pun langsung terkoreksi, didalam sesi pembukaan perdagangan awal pekan lalu. Dipasar Spot antar bank Jakarta rupiah sempat terperosok keposisi Rp.9.300-, sebelumnya harga berkisar antara Rp.9.275,-.
Memang beberapa kalangan masih meragukan apa ada kenaikan indek kali ini dilantai Bursa Efek Jakarta. Dengan kondisi masih belum benar-benar pulih atau penguatannya masih samir. Wajar-wajar saja, pasar itu isinya kekawatiran dan harapan, ada yang pesimis dan optimis. Kata analisis pasar modal dan perbankan Fendi Susiyanto Di Jakarta.
Dilantai Bursa Efek Jakarta (BEJ) Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam minggu ini mengalami sedikit perubahan. Setelah sebelumnya Menko Polkam Hari Sabarno Mengungkapkan, setelah rapat yang digelar oaleh jajaran kabinet. Bahwa kondisi secara umum masih aman dan terkendali. Masyarakat dalam negeri dan asing diminta tetap percaya pada pemerintah Indonesia untuk kestabilan pemeliharaan keamanan. Dimana perkembangan kondisi bursa regional sedikit ada peningkatan, itu dikarenakan adanya sentimen positif bursa regional.
Dengan adanya latar belakang maka dikatakan perlunya perbandingan harga saham sebelum-saat, saat-sesudah dan sebelum-sesudah peristiwa peledakan bom Kuningan- Jakarta pada kelompok perusahaan manufakatur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sasaran yang ingin dicapai dalam mengadakan suatu penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa ada perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum-saat, saat-sesudah dan sebelum-sesudah peristiwa peledakan bom Kuningan-Jakarta pada kelompok perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, metode deskriptif adalah metode dalam meneliti suatu kelompok manusia. Suatu objek, set, kondisi suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Juga mengenai gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan anatara fenomena yang diselidiki.
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Dalam sub bab sebelumnya akan melakukan suatu analisis dan melakukan panelitian terhadap variabel-variabel tersebut dengan harapan akan menghasilkan informasi-informasi yang dapat menunjang adanya perbedaan yang signifikan atau tidak terhadap harga saham sebelum-saat, sesudah dan sebelum-sesudah pada kelompok perusahaan manufaktur yang Go public di Bursa Efek Jakarta.
Temuan penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang segnifikan anatara rata-rata harga saham sebelum-saat, saat-sesudah dan sebelum-sesudah peristiwa peledakan bom kuningan-Jakarta pada perusahaan manufaktur yang Go public diBEJ.
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis statistik paramaetrik dan uji Hipotesa mengunkan Peried sampel T-tes ini ditemukan terdapat perbedaan yang segnifikan anatara harga saham pada periode sebelum-saat ditemukan nilai t hitung sebesar 1,928 dan t-tabel 2,262. T hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak. Dikarenakan faktor eksternal fluktuasi nilai tukar rupiah dipengaruhi kondisi dalam negeri. Untuk kondisi internal pasar berharap kegiatan pilpres putaran kedua berjlan lancar.
Begitu juga dengan hasil penelitaian yang dilakukan pada periode saat-sesudah ditemukan adanya perbedaan yang segnifikan anarta rata-rata harga saham ditemukan nilai T-hitung sebesar –2,239 dan t- hitung sebesar-2,262. T- hitung < t-tabel, Maka Ho Diterima dan Hi ditolak. Dikarenakan pada saat terjadinya peledakan bom Kuningan rupiah sempat mengalami tekanan, sehingga pasar sempat kaget dan para investor dengan cepat melakukan panic selling.
Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan pada periode sebelum-sesudah peristiwa peledakan bom Kuningan-Jakarta. Ditemukan adanya perbedaan yang segnifikan antara rata-rata harga saham dengan nilai T-hitung sebesar –1,958 dan t-hitung sebesar –2,262. T-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak Mengidentifikasi bahwa pihak keamanan dituntut untuk dapat mengungakap pelakunya dengan cepat dan itu akan mambawa dampak yang positif bagi perdagangan di Bursa Efek Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar